Tuesday, December 14, 2010

SENANDUNG REPUBLIK MIMPI


SENANDUNG REPUBLIK MIMPI
Fasl 1. Berakhirnya Masa
Malam petaka hari itu,  sebuah ideologi perlahan dalam diam merayap menghinggap lalu mencengkeram kepala kolotku, termanggut-manggut dalam sunyinya malam, malam terakhir yang akan kurasan bersama angin malam yang tak sudi melihatku menelungkupkan mata lebam yang kupelihara hari-hari ini, malam yang berkerabat dekat dengan waktu itu, begitu benar sungguh tak punya empati pada tubuh mungilku yang memang menjadi peringkat nomer satu dalam adu ketinggian sekelas, yang kuingat-ingat sekitar tiga tahun lalu dan kurasakan hingga aku meendudukkan seragam SD milikku dengan pangkat enamnya, dalam lomba itu memang akulah sang pemenang dalam urutan terakhir, tersenyum kecut kembali timbul berulangkali muncul tanpa permisi bila mengingat masa-masa bodohku itu. Lalu datang secara takjub mengitari kepalaku yang memang kata orang-orang berjanggut lebat bersombong ria menyatakan dan telah lulus dilembaga sensur manapun, “anak bau kencur dengan gelar ingusan”.beratus-ratus macam bayangan berkelebat mungkin jika kuhitung secara berkelompok menurut jenis masing-masing, tapi yang ada di otak polosku memang menjurus dalam satu bayangan, dan bayangan itu bernama kesenagan, yah! Kesenangan sobat, kesenangan  bermain bersama teman-teman itu tak akan pernah kukecap lagi. Pilu memang kata yang serasi menurut bumbu dapur ibuku,  apalagi dicampur dengan bujukan kedua kakakku itu, terlihat sekilas memang meyakinkan, tapi tetap saja kulihat tabiat bohongnya sulit meyakinkanku, mungkin jika boleh kubandingkan, merekalah murid-murid fir’aun kejamnyn, yah sobat, inilah malam memilukan dalam sejarah hidupku dan malam itu semakin lengkap bila berpadu dengan kejamnya waktu, dan ternyata mereka memang telah lama mengintaiku, malam itu akan merenggut masa kanak-kanakku.

" Sang Pengelana "

Dia pengelana,...
yang bersahabat dengan malam,bercumbu dgn jalanan dan berkawan dengan ilalang.
Nasib membawa nya pada kehidupan penuh liku,
apa mau dikata dia tak meminta dilahirkan meski terkhianati keadaan.

pengelana yang senandungnya lirih,
jatuh cinta pada gadis pujaan...meski harus menikahi tetangga sebelah
yg banyak memberinya tumpangan.

Akh,...hidup tak adil padanya !
cinta terpendam tak urung menghadirkan kegelisahan,
Sedangkan daftar kewajiban tak pernah kau jadikan beban.

Tahukah kau ?
kadang terlintas bayangmu saat melewati trotoar berdebu,
atau bangku taman tempat kau pejamkan mata menjemput impian.
Kau setangguh topan,meski teduh matamu menyiratkan sepi.

Pengelana,...
mengapa kau tak pulang ??
pada rumah gadis tetangga sebelah itu.
Pada mereka yg kau bela sekuat raga.

Masihkah kau mencari,
kekasih pujaan yang tak kunjung kau temukan ?
meski cinta satu-satunya jawaban.
Tidakkah kau lelah,menantang angin...
menerjang hujan ?

" aku ingin pulang,tapi dimana ada kamu disana "
Suaramu berat tercekat,...
Air matamu sore itu meremukkan sendi-sendiku,
Aku terpaku,... ! tatapannya tajam menikamku.
Angin,...hilangkan aku dalam hembusan bayumu.



* Aku dedikasikan untuk para sahabat yg memiliki hati seteguh karang...
" Hilangkan kegalauan dengan mengingat Zat tempatmu bergantung satu2nya "

Karya :Dunia Senja

Template by:
Free Blog Templates